Sinar mentari menyelinap di antara reranting dan cabang pohon.
Kabut putih tipis menjamah tubuh-tubuh menggigil.
Semuanya mengikuti titah tuhannya untuk menunjukkan fitrahnya masing-masing yang tak terpisahkan, sebagaimana garam yang mustahil berpisah dengan asin, sebagaimana pula gula yang mustahil berpisah dengan manis.
Entah apa-apa..(edisi sok jadi penyair..hehe)